Artikel By : www.vallet.id
Kaligrafi
- Asal Usul Kaligrafi
Dalam seni rupa Islam, tulisan arab seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena di atas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan di atas logam atau kulit.
Salah satu bentuk penerapan kaligrafi Islam sebagai seni hias adalah di Istana Al Hamra, Spanyol.
Jenis jenis Kaligrafi Islam dibedakan berdasarkan bentuk huruf dan fungsi tulisan tersebut. Tulisan untuk dokumen dokumen resmi misalnya, menggunakan jenis jenis kaligrafi tertentu yang berbeda dengan tulisan tulisan kaligrafi untuk hiasan dan sampul sampul buku. Para tokoh kaligrafi, sejak abad ke-3 H / 9 M telah mengembangkan beragam jenis tulisan dan memberikan nama nama tertentu untuk membedakannya dengan yang lain.
Maka banyaklah sebutan sebutan untuk jenis jenis kaligrafi. Sebutan sebutan itu cukup membingungkan karena satu jenis tulisan kaligrafi disebut dengan nama nama yang bermacam macam.
Ibnu Nadim menyebutkan ada 40 jenis kaligrafi dengan sebutan sendiri sendiri. Sementara Muhammad Bin Sulaiman al-Rawandi menyebutnya ada 70. Yang lain menyebutkan ada 150 jenis kaligrafi. Bahkan ada yang menyebutkan 120 jenis untuk kaligrafi model kufi saja.
Sebagai misal, nama nama jenis kaligrafi saat itu antara lain : jalil, tsulus, tsulutsain, tsulus tsaqil, gubar, tumar, lu’lu’iy, musalsal, mudabbaj, masyaq, tajawid, muhaqqaq, munamnam, musahham, mabsuth dan seterusnya.
- Jenis Jenis Kaligrafi
1. Kufi
Adalah jenis tulisan kaligrafi tertua yang dikenal dalam Islam. Dengan tulisan Kufi ini Al-Qurán pertama kali ditulis (dengan kufi sederhana yang disebut kufi masohif). Ciri utamanya adalah torehannya kaku bersudut, karena mulanya memang ditorehkan dengan pisau diatas tulang, batu batu, atau pelepah kurma. Kufi asli memiliki ciri ciri tidak bertitik, dan tidak bersyakal serta dibiarkan asli tanpa hiasan. Sedangkan Kufi yang sudah berkembang, banyak mengambil bentuk bentuk yang lebih beragam, dan banyak digunakan dalam karya karya arsitektur, untuk menghiasi masjid, makam, dan istana raja raja.
2. Naskhi
Jenis Tulisan ini muncul pada akhir abad ke 5 Hijriyah. Ini adalah jenis kaligrafi modifikasi dari tulisan Kufi dengan bentuk yang lebih lentur. Ia muncul mengiringi maraknya penulisan buku dan Al-Quran. Karena itu ia disebut “naskh” yang berarti naskah. Karena secara luas digunakan untuk “naskh al-Quran”. Pada awal kemunculannya, jenis kaligrafi ini disebut “badi’ ” . Kaidah kaidah kaligrafi ini di sempurnakan oleh al- Wazir Ibnu Muqlah.
Kaligrafi jenis Naskhi ini biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari yang lain. Perlu latihan tekun dan banyak pengulangan untuk benar benar menguasainya.
3. Farisi / Nastaliq
Disebut FARISI karena ia muncul dan populer dinegeri negeri Persia (Farsi). Disebut TA’LIQ, karena cara penulisannya seperti gaya penulisan catatan kaki yang lazimnya miring kebawah dari kanan kekiri. Disebut NASTALIQ karena fungsinya mirip dengan Naskhi yaitu sebagai tulisan standar bagi buku buku pengetahuan (sampai hari ini buku buku pengetahuan berbahasa Persia dan website website mereka masih menggunakan Farisi disamping Sikasteh). Jadi Nasta’liq adalah gabungan dari kata Naskh dan Ta’liq.
4. Tsulus
Ini adalah jenis kaligrafi yang paling gagah, mewah dan elegan. Sebagaimana dikatakan, tsuluts menjadi syarat bagi seseorang untuk digelari “khattaat”, karena memang sangat sulit mempelajarinya. Kaligrafi tsuluts dibagi 2 :
- Tsuluts ‘aady atau tsuluts biasa. Ditulis menggunakan pena berukuran minimal 4 mm, ditulis dengan gaya biasa, jarang dibuat menjadi bentuk bentuk yang rumit.
- Tsuluts jaliy ditulis dengan pena berukuran dua kali lipat tsuluts biasa, dan sering dikreasikan dalam bentuk bentuk yang rumit. Misalnya bentuk murokkab (bersusun susun), model ma’kus atau mutanadzir (berpantulan), dan bentuk bentuk binatang.
5. Riq’ah
Riq’ah atau ruq’ah adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat sederhana dan mudah dipelajari. Rata rata khattaat menguasai tulisan gaya ini. Hanya saja, karena watak tulisannya yang bisa ditorehkan dengan cepat, kaligrafi ini jarang benar benar diberikan roh sebagai sebuah karya seni. Yang pertama meletakkan kaidah kaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan seorang raja Dinasty Usmani pada tahun 1280 H. Kemudian kaidah kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khas riq’ah adalah tidak menggunakan harokat dan hiasan.
- Jenis Tulisan Kaligrafi Indah untuk Dekorasi Ruangan
Kaligrafi Islam
Kaligrafi Islam atau biasa dikenal juga dengan kaligrafi Arab berkembang cukup pesat di negara-negara yang memiliki warisan budaya Islam. Dibandingkan membuat seni yang berbentuk patung atau gambar figuratif lainnya, kaligrafi lebih disukai oleh umat Muslim karena dapat mencegah mereka untuk melakukan penyembahan berhala. Pada jenis ini, kaligrafi Arab, Persia, dan Turki memiliki bentuk yang hampir sama karena menggunakan motif arabesque abstrak yang bisa ditemukan di langit-langit mesjid maupun di dalam buku. Di zaman modern ini, kamu bisa menemukan banyak tulisan kaligrafi Allah dan saduran ayat Al-Quran yang cocok dijadikan hiasan rumah menjelang Idul Fitri nanti.
Kaligrafi Cina
Kalau biasanya kaligrafi Islam sering diaplikasikan pada pahatan kayu, beda halnya dengan kaligrafi Cina yang malah dituliskan di atas kertas. Seni tulis yang satu ini mengutamakan keahlian tangan dengan menggunakan kuas atau pena. Di Cina sendiri, seni kaligrafi sudah mulai diajarkan sejak dini sehingga anak-anak udah terbiasa dan luwes untuk menggerakkan pergelangan tangannya untuk mengukir kaligrafi. Kalau sekarang ahli kaligrafi lebih mudah dalam menuliskan karakter-karakter huruf, pada zaman kuno para ahli harus membuat seni ini di atas tulang-tulang hewan. Namun, seiring perkembangan zaman, mereka mengubahnya menjadi kertas.
Kaligrafi Jepang
Kaligrafi Jepang atau biasa disebut “shodou” memang memiliki bentuk yang hampir mirip dengan karakter Cina, cuma bedanya, kanji Jepang terlihat lebih mudah diikuti karena garis-garis yang nggak sebanyak karakter Cina. Beda dengan kaligrafi Islam, Shodou adalah hiasan dinding kaligrafi yang berisikan kata-kata mutiara. Sebelum menulis, setiap orang harus mempersiapkan kuas, tinta, alat tulis, dan washi, kertas yang terbuat dari serat tumbuhan. Salah satu aturan dalam menulis kaligrafi Jepang untuk membuat hasil yang sempurna adalah saat lengan kanan dilarang menyentuh meja selama proses pembuatan untuk memudahkan setiap orang menggerakkan tangannya.
Kaligrafi Latin
Tulisan kaligrafi Latin pertama kali digunakan oleh bangsa Romawi, yang akhirnya menjadi aksara yang paling banyak dipakai untuk menuliskan berbagai bahasa. Bahkan, bahasa mereka sudah diadopsi oleh beberapa negara. Kalau kebanyakan kaligrafi biasanya terlihat rumit, kaligrafi Latin ini hanya berupa simbol-simbol yang biasanya sering ditemuin di font komputer, seperti Roman, Ghotic, dan Italic. Pena yang digunakan pun sedikit berbeda, yaitu yang ujungnya berpelatuk datar.
- Teknik Dalam Membuat Kaligrafi
Nib Pen
Kaligrafi modern biasanya menggunakan kaligrafi nip pen, nip pen sendiri terbuat dari baja dan dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari kayu dan hasilnya kaligrafi yang menggunakan nip pen lebih bagus dari pada menggunakan pena bambo. Terdapat dalam berbagai ukuran dan cara penggunaannya dngan mencelupkan ujung pena ke dalam tinta terlebih dahulu. Saat memilih pena, pastikan bahwa ujung pena benar-benar datar agar hasilnya sempurna saat menulis kaligrafi. Apabila dirawat dan dibersihkan dengan baik setelah digunakan, maka Nib pen bisa bertahan hingga berbulan – bulan bahkan bertahun- tahun.
Pensil Kaligrafi
Pensil kaligrafi adalah alat menulis kaligrafi yang sangat ekonomis dan mudah didapat. Terdapat dua metode dalam menggunakan pensil untuk menulis kaligrafi. Bisa menggunakan pensil tunggal dengan teknik yang benar serta dengan menggunakan dua pensil menggunakan pengaturan tertentu, bisa juga dengan menggunakan pensil tukang kayu. Berikut adalah teknik menggunakan pensil kaligrafi. Jika anda ingin menggunakan pensil tunggal, gunakan pensil 2H untuk belajar yang terpenting pada ujung pnesil dibentuk pada sudut kemiringan 35 hingga 40 derajat. Untuk mengasah pensil ini, gunakan pisau jangan menggunakan rautan pensil. Untuk menggunakan dua pensil gabungkan dua pensil 2H bersama menggunakan selotip atau band elastic. Atur pula sudut kemiringan sebesar 35 hingga 40 derajat dengan titik masuk yang lebih tinggi pada sisi kiri sekitar ¼. Kemudian adalah pensil tukang kayu atau carpenter pencil. Pensil tukang kayu ini memiliki pusat yang luas dan persegi anjang sehingga ccok untuk melukis kaligrafi. Menggunakan pensil yang keras atau H lebih baik daripada menggunakan pensil yang lembut. Gunakan selalu pisau untukmempertajam ujung dan sudut kemiringan 35 hingga 40 derajat.
Felt Tip Pens
Pena ini merupakan pena khusus untuk menulis kaligrafi dengan ujung yang berbentuk lebar sehingga sangat cocok untuk membuat karya kaligrafi. Untuk menggunakan pena ini tersedia di toko perlengkapan menulis maupun toko seni. Terdapat lebar nib yang berbeda dimulai dari 1.0, 2.0. serta 3.0. pilih seusai dengan kebutuhan dalam menulis kaligrafi anda.
Bambu / Reed pens
Kita bisa membuat pensil kaligrafi sendiri dengan menggunakan bamboo atau dengan membeli pensil bamboo kaligrafi yang tersedia di toko alat tulis. Untuk membuat pena kaligrafi dari bamboo bisa dibuat dengan cara berikut ini:
Pilihlah bamboo dengan ukuran kecil yang kemudian dipahat dan di silet untuk membuat pena. Potong ke bawah membentuk mata pena dengan sudut kemiringan 45 derajat. Lalu ratakan ujung bamboo yang sudah dipotong menggunakan gunting atau pisau, kini pensil bamboo kaligrafi siap digunakan.
Permanen Marker
Menggunakan permanent marker untuk membuat karya kaligrafi bisa digunakan dengan membuat pensil atau spidol permenen menjadi pensil kaligrafi dengan cara membentuk mata spidol dengan sudut kemiringan 35 hingga 40 derajat.
Comments
Post a Comment